Skip to main content
Artikel

Pertama di Indonesia Museum Anti Narkotika

Dibaca: 13 Oleh 27 Feb 2024Maret 31st, 2024Tidak ada komentar
berita dan artikel 1
#BNN #StopNarkoba #CegahNarkoba

Menurut Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2015 tentang Museum, Museum adalah lembaga yang berfungsi melindungi, mengembangkan, memanfaatkan koleksi, dan mengomunikasikannya kepada masyarakat. Definisi museum berdasarkan konferensi umum ICOM (International Council Of Museums) yang ke-22 di Wina, Austria, pada 24 Agustus 2007 menyebutkan bahwa Museum adalah lembaga yang bersifat tetap, tidak mencari keuntungan, melayani masyarakat dan perkembangannya, terbuka untuk umum, yang mengumpulkan, merawat, meneliti, mengomunikasikan, dan memamerkan warisan budaya dan lingkungannya yang bersifat kebendaan dan takbenda untuk tujuan pengkajian, pendidikan, dan kesenangan.

Saat ini, Indonesia memiliki museum anti narkotika pertama. Museum anti Narkotika pertama di Indonesia ini secara resmi diresmikan oleh Kepala Komjen Pol. Prof. Dr. Petrus Reinhard Golose yang menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia pada Senin 30 Oktober 2023. Acara ini berlangsung di lobi penerima Institusi Penerima Wajib Lapor (IPWL), kantor pusat BNN RI, Cawang, Jakarta Timur, pada pukul 09.00 WIB.

Museum anti Narkotika pertama di Indonesia diberi nama Pranidha Ranajaya Ghanavara yang memiliki arti tempat yang mewakili wajah BNN atas kemenangan-kemenangan dalam mengentas narkotika.

Peresmian museum anti Narkotika pertama di Indonesia dihadiri Kepala BNN pada masanya, Komjen. Pol. (Purn.) Drs. Ahwil Luthan, S.H.,M.M., M.B.A., Komjen. Pol (Purn.) Drs. Togar Sianipar, Komjen. Pol (Purn.) Drs. Gories Mere. Diikuti juga oleh Para Pejabat Pimpinan Tinggi BNN lainnya.

Museum BNN ini memiliki berbagai macam konten di dalamnya, berupa audio visual lewat layar, foto dokumentasi dan artefak seperti manekin seragam Dit Dakjar, manekin anjing pelacak (K9), miniatur kapal sindikat dan kapal Bea Cukai, alat direction finder, laptop, finder case, alat cetak obat manual, mesin cetak tablet, bendera, baju, lonceng, hasil karya warga binaan, board game, kelengkapan alat laboratorium, sintetis jenis- jenis Narkotika, hingga barang bukti pengungkapan kasus.

Kepala BNN RI, Petrus Reinhard Golose memaparkan Museum anti Narkotika ini merupakan sebuah perjalanan kemenangan BNN perang melawan Narkoba. Hal itu terlihat dari tapak sejarah terbentuknya Badan Narkotika Nasional, hingga peran dari berbagai kedeputian yang ada dari masa ke masa.

“Pada pagi hari ini kita barusan meresmikan Museum anti Narotika, jadi ini adalah museum yang menunjukkan bagaimana kemenangan melawan narkotika, kemenangan daripada BNN khususnya dan seluruh stakeholders dalam perang melawan Narkotika. Tidak ada satu negara pun di dunia yang bisa sendiri dalam perang melawan Narkotika, sehingga tapak-tapak sejarah perlawanan melawan Narkotika, sekali lagi menekan peredaran gelap harus divisualisasikan terus terkumpul menjadi satu bagian sejarah sehingga semua elemen masyarakat merasa memiliki,” katanya ketika meresmikan Museum Pranidha Ranajaya Ghanavara.

Konsep Museum Anti narkotika ini yakni smart museum, jadi bukan hanya artefak saja tetapi dokumentasi dari zaman dulu juga tersaji secara update.

Adanya Museum Narkotika pertama di Indonesia ini diharapkan bisa meningkatkan pemahaman masyarakat tentang bahaya Narkoba, mengedukasi tentang tanda-tanda dan gejala penyalahgunaan narkoba, serta memberikan dukungan dan sumber daya kepada mereka yang mencari rehabilitasi dan pemulihan agar para korban narkotika dapat produktif Kembali dan dapat menjadikan Indonesia Bersih Narkoba.

Kirim Tanggapan